Minggu, 03 Februari 2019

Paper Gambaran Wahyu Allah di dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama




WAHYU ALLAH DI DALAM PERJANJIAN BARU DAN PERJANJIAN LAMA

Allah merupakan pribadi yang ingin dekat dengan manusia. Namun manusia membuat jurang pemisah antara dirinya dengan Allah melalui dosa. Allah ingin manusia hidup dengan baik dan percaya kepada-Nya. Selain itu, Allah juga menyediakan keselamatan bagi semua orang yang ingin bertobat. Kerahiman-Nya sungguh tak terselami bagi semua orang yang mau bertobat. Allah selalu berdiri di depan pintu hati kita dan mengetuknya tetapi dosa dan kenikmatan yang bersifat profan menutup telinga kita sehingga kita tidak dapat mendengar bunyi ketukan tersebut. Dosa membentuk jarak pemisah yang sangat jauh antara Allah dan manusia sehingga Allah tidak dapat berbicara dengan manusia. Oleh karena itu, Allah mewahyukan diri-Nya melalui orang-orang yang hidup dengan baik di mata-Nya dan berkenan di hati-Nya. Allah menggunakan mereka sebagai alat untuk menyampaikan sabda-Nya kepada manusia agar semua orang bisa mengetahui adanya tawaran keselamatan dari Allah dan Allah tidak pernah menolak orang yang mau bertobat karena Dia sungguh mencintai manusia.
Di dalam perjanjian lama, Allah menggunakan para nabi sebagai perantara untuk mewahyukan diri-Nya kepada manusia misalnya kepada nabi Yunus (bdk. Yun 1:1-2, 3:1-2). Pada awalnya Allah bersabda kepada Yunus untuk pergi ke Niniwe mewahyukan pertobatan. Namun Yunus berusaha untuk pergi jauh dari hadapan Allah dengan cara melarikan diri ke Tarsis. Dia berangkat ke Tarsis menggunakan kapal dari Yofa. Di dalam perjalanan mereka ditimpa angin ribut dan badai. Semua orang di dalam kapal ketakutan dan berdoa kepada allah mereka masing-masing. Pada saat itu nahkoda kapal mendapati Yunus sedang tidur nyenyak di ruang bawah kapal. Dia membangunkan Yunus dan memintanya untuk berdoa kepada Allahnya agar angin ribut dan badai bisa redah. Setelah itu mereka membuang undi dengan tujuan untuk mengetahui siapa yang menjadi penyebab terjadinya malapetaka tersebut. Hasil undian menunjukan Yunuslah yang menjadi penyebab terjadinya malapetaka tersebut. Oleh itu, mereka bertanya tentang siapa dirinya dan apa yang telah dia lakukan. Yunus mengatakan bahwa dia seorang ibrani dan takut akan Allah yang menciptakan bumi serta segala isinya sehingga dia melarikan diri dari hadapan-Nya. Mereka semua sangat ketakutan ketika mendengar cerita Yunus.
Maka Yunus menyuruh mereka untuk mencampakkannya ke dalam laut agar angin ribut dan badai tidak mengamuk lagi (bdk. Yun 1:12). Ketika Yunus berada di dalam laut, Tuhan memerintahkan seekor ikan besar untuk menelan Yunus. Yunus berada di dalam perut ikan tersebut selama tiga hari. Pada waktu itu Yunus berdoa mengucap syukur kepada Tuhan. Setelah itu Tuhan menyuruh ikan tersebut memuntahkan Yunus ke darat. Lalu Tuhan bersabda lagi kepada Yunus untuk pergi ke Niniwe mewahyukan pertobatan bagi orang-orang di kota tersebut. Yunus tidak lari lagi melainkan menuruti kehendak Allah. Di Niniwe Yunus menyampaikan wahyu Allah dan semua orang di kota tersebut menjadi percaya kepada Allah. Dengan demikian semua orang di kota tersebut melaksakan puasa dan memakai kain kabung sebagai tanda pertobatan.
Di dalam perjanjian baru Allah mewahyukan diri-Nya secara sempurna melalui puter-Nya yang hadir ke dunia dalam rupa manusia lewat kandungan bunda Maria dan para rasul serta para santo-santa yang menjadi utusan misalnya, santo Yohanes pembaptis. Dia adalah anak dari Elisabeth dan Zakaria. Kehidupan ayah dan ibunya berkenan pada Allah tetapi pada awalnya mereka tidak memiliki anak karena Elisabeth mandul. Kelahiran Yohanes merupakan suatu mujizat karena ibunya sudah berada dalam masa kering. Secara biologis ibunya tidak bisa hamil dalam kondisi tersebut. Santo Yohanes lahir enam bulan lebih dahulu daripada Yesus Kristus. Yohanes menyampaikan wahyu Allah tentang pertobatan. Dia mengajar banyak orang dan menyerukan pertobatan serta membaptis mereka yang mau bertobat. Yohanes mempersiapkan hati setiap orang yang mau bertobat untuk menyambut kedatangan Putera Allah. Yohanes juga membaptis Yesus Kristus meskipun merasa tidak layak karena semua itu kehendak Bapa. Banyak orang yang mengagumi Yohanes namun dia tetap rendah hati. Pewahyuan Yohanes sungguh luar biasa karena dia tidak mementingkan diri sendiri dan tidak takut bahwa nyawanya akan terancam jika terus-menerus memperbaiki jalan hidup manusia yang berliku-liku dan berlubang-lubang. Yohanes meninggal karena kepalanya dipenggal oleh prajurit Herodes ketika anak Herodias meminta kepala Yohanes pembaptis sesuai dengan perintah ibunya saat puterinya ditawarkan untuk meminta apa saja oleh Herodes dalam acara ulang tahunnya.

SUMBER

Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2015.


EmoticonEmoticon