PERBEDAAN BAPTISAN DI DALAM GEREJA
KATOLIK DAN GEREJA-GEREJA PROTESTAN
sumber:http://cursillo.asn.au/fr-johns-reflection-the-feast-of-the-transfiguration/
Pembaptisan
pada awalnya dilakukan oleh Santo Yohanes Pembaptis di sungai Yordan (bdk. Mat
3:6). Yesus juga dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan ketika hidup
sebagai manusia untuk menggenapi kehendak Allah (bdk. Mat 3:15-16). Baptisan
merupakan sebuah wasiat yang diberikan oleh Yesus ketika Dia sedang terangkat
ke surga (bdk. Mat 28:19). Baptisan merupakan keselamatan bagi setiap orang
agar bisa masuk ke dalam kerajaan surga (bdk. Yoh 3:5). Baptisan membuat
seseorang mati dan hidup kembali serta bersatu dalam Yesus Kristus (bdk. Rom
6:3-4). Pada umumnya orang dibaptis dengan air sebagai materi yang utama (bdk.
Yoh 1:31, Kis 8:38). Air merupakan lambang penghapusan dosa atau penghapusan kejahatan
manusia (bdk. Kej 6-7). Orang yang berhak menerima baptisan adalah mereka yang
belum dibaptis dan beriman kepada Yesus Kristus serta memberi diri untuk
dibaptis.
Di
dalam Gereja Katolik Sakramen Baptis merupakan pembebasan bagi seseorang dari
dosa dan diangkat menjadi anak Allah. Selain itu, dia akan diterima secara
resmi oleh Gereja Katolik sebagai anggota Gereja Katolik dan sakramen ini
menjadi pintu baginya untuk menerima sakramen lainnya.[1] Sakramen
ini tergolong dalam sakramen inisiasi yang dapat diterima hanya satu kali
seumur hidup. Materi utama dalam Sakramen Baptis adalah air. Namun pada umumnya
materi yang digunakan di dalam Gereja Katolik adalah air, lilin, kain putih dan
minyak krisma. Sedangkan baptisan dalam situasi darurat bisa menggunakan air saja.
Gereja Katolik membaptis dengan cara menuangkan air ke atas dahi atau
menenggelamkan ke dalam air sambil mengucapkan kata-kata Trinitas: “aku
membaptis kamu dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus”. Sedangkan baptisan
dengan cara percikan dianggap tidak sah oleh Gereja Katolik.[2] Gereja
Katolik menggunakan rumusan baptis sesuai dengan perintah Yesus di dalam kitab
suci tanpa menambah dan mengurangi eksistensinya (bdk. Mat 28:19). Hal tersebut
yang menentukan sahnya suatu baptisan di dalam Gereja Katolik.
Penerima
baptisan di dalam Gereja Katolik terdiri atas dua jenis yaitu: baptisan bayi
dan baptisan dewasa. Namun di dalam gereja-gereja protestan hampir tidak ada
baptisan bayi. Gereja katolik melaksanakan baptisan bayi dengan alasan agar
bayi tersebut memperoleh keselamatan (bdk. Yoh 3:5). Selain itu, untuk memelihara
warisan Gereja secara turun-temurun.[3] Namun
dengan syarat orang tua dan orang tua wali baptis harus bersedia untuk mendidik
anak tersebut sesuai dengan ajaran Gereja Katolik.
Beberapa
baptisan di dalam gereja-gereja protestan tidak diterima oleh Gereja Katolik
karena tidak menggunakan rumusan Trinitas misalnya, baptisan dari GKT Bogor,
GKJB Bekasi, GPDI Karmel Cipinang dan lain-lain. Sedangkan baptisan yang
diterima oleh Gereja Katolik adalah baptisan dari GMAHK Cimindi Raya, GJBP dan
lain-lain karena menggunakan rumusan Trinitas. Hampir semua gereja-gereja
protestan membaptis hanya dengan satu materi yaitu; air. Pada umumnya mereka
dibaptis dengan cara baptis selam.
DAFTAR PUSTAKA
KITAB SUCI
Alkitab Deuterokanonika.
Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2015.
SUMBER BUKU
Susianto Budi, Silvester. Tanya Jawab Seputar Kitab Hukum Kanonik
Jilid 1. Yogyakarta: Pohon Cahaya, 2013.
SUMBER INTERNET
https://www.youtube.com/watch?v=RNaMXNcttGA, diakses: 04 Februari 2019.
[1] Bdk. Silvester Susianto Budi. Tanya Jawab Seputar Kitab Hukum Kanonik
Jilid 1. (Yogyakarta: Pohon Cahaya, 2013), 32.
[2] Bdk. Silvester Susianto Budi. Ibid.,
33.
EmoticonEmoticon