Senin, 24 September 2018

HEWAN KIJANG DI DALAM KITAB SUCI (Alkitab Deuterokanonika)





HEWAN KIJANG DI DALAM KITAB SUCI

sumber: https://easydrawingguides.com/how-to-draw-a-deer/

            Nama kijang tak asing lagi bagi masyarakat kota dan masyarakat di pedalaman karena di pedalaman ada binatang kijang sedangkan di kota ada mobil yang bermerek kijang. Aku merupakan salah satu pribadi yang mengenal nama kijang dari mobil yang bermerek kijang karena aku belum pernah melihat hewan kijang yang sesungguhnya kecuali melalui media cetak dan elektronik setelah tiga bulan selesai dari bangku SMA. Kijang adalah hewan mamalia atau hewan yang menyusui. Kijang menjadi salah satu hewan yang dibutuhkan dalam dunia medis karena dagingnya bersifat kering dan panas. Ia dijadikan sebagai obat untuk menyembuhkan orang yang sering mengeluarkan keringat atau biasa disebut dengan paru-paru basah. Penyakit ini merupakan sejenis penyakit yang aneh karena pengidap penyakit ini sering mengeluarkan keringat meskipun dalam keadaan dingin maupun tidak melakukan aktivitas berat[1].
Namun tak pernah aku ketahui bahwa di dalam kitab suci yang digunakan oleh gereja katolik (Alkitab Deuterokanonika) terdapat banyak jenis hewan yang ditulis di dalamnya dan salah satunya adalah hewan kijang. Terdapat delapan belas kata kijang yang dituliskan di dalam kitab suci. kitab suci memaparkan dalam bentuk tulisan bahwa hewan kijang adalah hewan yang bisa dimakan oleh semua orang. “Tetapi engkau juga boleh menyembelih  dan memakan daging sesuka hatimu, sesuai dengan berkat Tuhan, Allahmu, yang diberikan -Nya kepadamu di segala tempatmu. Orang najis ataupun orang tahir boleh memakannya, seperti juga daging kijang atau daging rusa” (Ul 12:15). Itulah salah satu ayat yang memaparkan bahwa hewan kijang bisa dimakan oleh semua orang. Meskipun hewan kijang bisa dimakan namun tidak pernah dijadikan sebagai hewan korban persembahan bagi Tuhan. Kitab suci hanya memaparkan hewan kijang sebagai makanan dan simbol-simbol.
Simbol pertama dari hewan kijang yang digambarkan di dalam kitab suci adalah kecepatan. Simbol ini digambarkan di dalam dua kitab yang dituliskan sebagai berikut;
1.    “Ketika anak laki-laki Zeruya, yakini Yoab, Abisai dan Asael ada di sana; Asael cepat larinya seperti kijang di padang.” (2 Sam 2:18).
2.    “ Juga dari orang Gad ada yang memisahkan diri dan pergi kepada Daud ke kubu di padang gurun, yakini pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa, orang-orang yang sanggup berperang, yang pandai menggunakan perisai dan tombak, dan rupa mereka seperti singa dan cepatnya seperti kijang di atas pegunungan.” (1 Taw 12:8).
Kedua ayat tersebut berbeda konteks namun sama dari segi arti simbol hewan kijang. Keduanya mengartikan atau mengumpamakan kecepatan anak zeruya (Asael) dan kecepatan pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa sama dengan kecepatan hewan kijang. “Cepat” merupakan kata kunci dari simbol hewan kijang di dalam kedua teks tersebut.
Simbol yang kedua menggambar cinta antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Dengan kata lain hubungan cinta ini terjadi antara dua pasangan yang berbeda kelamin. Hewan kijang menjadi simbol percintaan karena hewan ini suka berahi[2]. Kitab suci juga memaparkan hewan kijang sebagai simbol pujian yang diberikan oleh seorang laki-laki kepada seorang perempuan. Contoh pujian yang dituliskan di dalam kitab suci adalah;
1.    “Rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya.” (Ams 5:19)
2.    “Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput di tengah-tengah bunga bakung.” (Kid 4:5).
3.    “ Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang.” (Kid 7:3).
Ayat-ayat tersebut memberikan gambaran yang sangat jelas bagaimana hewan kijang digunakan sebagai perumpamaan untuk memuji seorang perempuan. Meskipun gambarannya adalah hal yang masuk dalam zona usia dewasa. Namun cara berpikir kita yang menentukan apakah ianya bersifat positif atau negatif. Cara berfikir kita akan membentuk diri kita untuk menjadi orang baik ataupun sebaliknya. Tujuan hidup adalah menjadi orang baik. Dengan berpikir postif kita akan membangun diri kita seumpama membangun istana yang indah.

SUMBER

KITAB SUCI
Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2015.

SUMBER BUKU UTAMA
Lede, Noberthus. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius, 2002.

SUMBER BUKU PENINJANG
Nuraeni, Dini Nuris. Dahsyatnya Pengobatan Hewan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2013.


[1] Bdk. Dini Nuris Nuraeini, Dahsyatnya Pengobatan Hewan, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2013), 139.
[2] Bdk. Noberthus Lede, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), 504.

Puisi Moderen Terbaruh ISI HATI POHON DI KALIMANTAN




ISI HATI POHON DI KALIMANTAN

Senja hari yang sepi
Mengusir hujan menghadirkan pelangi
Dihiasi kicauan burung yang merdu
Menawan hati yang sedang pilu

Angin pergi entah kemana
Melihat alam yang sedang menderita
Membuat dedaunan diam tak berdaya
Hendak membela diri namun tak berdaya

Kesedihan tak bisa berpekik
Jengkrik berbunyi “krik! Krik!”
Mengejek hati yang sedang sedih
Hanya berdiam diri mengharapkan kasih

Tetesan air mata telah habis
Cinta dilenyapkan dengan keris
Namun tak satupun yang berbuat kasih
Keserakahan membunuh! Dan mengubur kasih

Mengapa kalian mau dibutakan?
Betapa murahnya diri kalian
Coba sadarilah keberadaanku
Kalian tak bisa hidup tanpaku



Rabu, 12 September 2018

Pidato Moderen Terbaru IMPAK BAGI KAUM YUVENIL YANG MENGONSUMSI NARKOBA




PIDATO
IMPAK BAGI KAUM YUVENIL YANG MENGONSUMSI NARKOBA

            Yang terhormat Ibu Thresia Bellen selaku guru matapelajaran Bahasa Indonesia dan juga teman-teman seperjuangan yang saya cintai, selamat pagi dan salam sejahterah. Puji dan syukur tak lupa kita ucapkan kepada Allah sang cinta sejati karena berkat limpahan rahmat-Nya kita semua dapat berkumpul di tempat ini untuk mengikuti ujian praktek berpidato. Pada hari ini saya akan menyampaikan pidato yang berjudul “Impak bagi Kaum Yuvenil yang Menggukan Narkoba”.
            Tujuan saya menyampaikan pidato ini kepada semua kaum yuvenil agar mengetahui impak buruk dari narkoba. Narkoba tidak asing lagi bagi kaum yuvenil karena ianya sangat populer. Pada saat ini narkoba sudah sampai di kalangan siswa SD. Hal ini sangat memprihatinkan. Meskipun Indonesia telah merdeka 73 tahun namun realitasnya Indonesia masih dijajah oleh narkoba. Mengapa demikian? Masih banyak warga Indonesia yang menjadi penghianat bagi bangsa kita. Buktinya, pihak-pihak yang berkerjasama dengan penyeludupan dan mendagangkan narkoba adalah warga Indonesia. Uang membutakan mata mereka sehingga darah sendiri dirusak dan pengorbanan nyawa pahlawan tidak diperjuangkan malahan dilecehkan.
            Narkoba menghancurkan masa depan kaum yuvenil. Mengapa demikian? Dengan mengonsumsi narkoba, kaum yuvenil menghancurkan masa depannya. Siapa lagi yang menjadi penerus bangsa kita jika bukan kalian. Kalian adalah Mutiara yang sangat berharga bagi masa depan bangsa Indonesia. Narkoba merusak banyak saraf pada otak sehingga manusia berkelakuan seperti orang yang tidak waras contohnya; membunuh, mencuri, mencabul, dan sebagainya. Sebenarnya bukan hanya saraf otak yang rusak namun banyak juga sel-sel tubuh yang dibunuh sehingga wajah mereka kelihatan tua dan postur tubuh pada umumnya kurus. Dalam keadaan seperti ini kehidupan mereka tidak berarti lagi karena mereka hidup dalam hayalan, mengurung diri, mengalami sakit mental atau kasarnya gila, ada juga yang meninggal, dan sebagainya. Dengan demikian bagaimana mereka bisa membagun bangsa Indonesia? Itulah tanda tanya besar bagi mereka yang mengonsumsi narkoba.
            Dengan ini saya mengimbau kepada semua kaum yuvenil yang akan menjadi penerus generasi bangsa agar memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan tanamlah dalam hati bahwa aku tidak akan menjadi penghianat bagi bangsa Indonesia. Hindari narkoba dan tanamkanlah kata-kata ini “Narkoba tidak!, tidak!, tidak!”. Kobarkanlah semangat berjuang dalam dirimu agar tidak dijajah narkoba dan tidak menjadi manusia murahan bagi bangsa yang mudah dibutakan oleh uang.
            Sekian pidato saya, jika ada kesalahan ataupun perkataan saya yang menyakiti, menyinggung, dan juga kurang berkenan di hati pendengar sekalian, saya minta maaf sebesar-besarnya karena saya tidak bermaksud demikian. Karena tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang sempurna.
Mawar putih indah memesona
Mengajar hati memancarkan kasih
Demikian pidato saya
Sekian dan terima kasih