SUMBER: http://rickyrizkiana.blogspot.co.id/2015/11/40-anime-romantis-terbaik.html |
Drama Karena
Ku Sanggup
(Gemuruh
hujan deras menutupi sunyinya ruang OSIS. Hanya ada Reza dan Gina yang duduk
berseberangan dengan sebuah meja panjang sebagai pembatas di antara mereka
berdua. Mereka berdua diam seribu kata, saling menundukkan kepala, sadar akan
situasi yang sedang mereka alami saat ini.)
Reza : Gin.
Gina : (Diam
tidak menjawab)
Reza : Gina!
Gina
: (Mengangkat kepala secara perlahan menatap dingin ke arah Reza) Apa
lagi?
Reza : (Membulatkan
suara) Aku minta maaf.
Gina : Gak usah bahas hal itu lagi!
Reza : Tapi aku sungguh minta maaf.
Gina : (Berdiri
dan memukul meja dengan kedua tangannya) Berapa kali harus ku bilang agar
kau berhenti menyinggung hal itu lagi?
Reza : (Berdiri
dan memegang pundak Gina) Mengapa kau tidak pernah mau mendengarkan orang
lain? Mengapa kau selalu egois? Tidak pernahkah kau berpikir tentang keadaanku?
Gina : (Mundur
satu langkah sambil melepaskan tangan Reza dari pundaknya) Jangan sentuh
aku bajingan! Laki-laki berengsek seperti mu tidak layak untuk diperhatikan! Kau
itu sampah! Lebih buruk daripada sampah!
Reza : Bagaimana mungkin kau bisa tahu yang
sebenarnya kalau kau tidak pernah mendengarkanku?
Gina : Apa lagi yang perlu ku dengar? Aku
sudah menyaksikan semuanya dengan mata kepalaku sendiri!
Reza : Kau salah! Itu semua cuman kecelakaan!
Kau salah paham, Gina!
Gina : Cuman kecelakaan kau bilang? Salah
paham?
Reza : Tolong dengarkan aku, aku tidak ingin
hubungan kita berakhir seperti ini.
Gina : Terus apa? Aku harus terus tersiksa
karena ulahmu?
Reza : Kan aku sudah bilang kalau itu semua
hanya salah paham!
Gina : Benarkah? Itu semua hanya salah paham?
Padahal kulihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa pacarku sedang berjalan
berpegangan tangan dengan adik kelasnya berdua.
Reza : Tolong mengertilah, Gina! Itu karena
suatu alasan!
Gina : Alasan apa?
Reza : Aku tidak bisa memberitahu mu.
Gina : Lihat? Kau sendiri tidak bisa
memberitahu aku pacarmu alasan itu! Apa aku ini bagimu?
Reza : Kau adalah segalanya bagiku, Gina.
Gina : Lalu mengapa kau tidak memberitahuku
alasannya? Mengapa? Mengapa? Mengapa?
(Suara
gemuruh hujan semakin deras ditambah dengan rintihan suara tangis Gina. Gina
mulai menangis sambil menundukkan kepalanya dan menutup wajahnya. Suaranya
terdengar sangat pilu seakan mengalahkan bisingnya suara hujan yang menghantam
atap ruangan ini.)
(Saat
itu datanglah Citra, gadis yang menjadi inti permasalahan dari Reza dan Gina)
Citra : (Membuka
pintu ruang OSIS secara perlahan) Kak Gina?
Gina : (Tetap
menangis sambil perlahan berlutut sambil memeluk kaki meja)
Citra : Kak Gina! (Berlari dan mendekap Gina)
Citra : Kenapa dengan Kak Gina, Kak Reza?
Reza : Citra, kamu ngapain ke sini?
Citra : Citra khawatir dengan Kak Gina, makanya
Citra nyusul Kak Gina ke sini.
Reza : Kenapa kamu gak kasitau Kakak terlebih
dahulu?
Citra : Citra udah gak tau harus ngapain.
Gina : (Mulai
bernafas dengan normal kembali dan isak tangis sudah mulai menghilang) Kenapa
kamu ada di sini, Citra?
Citra : Citra khawatir sama Kakak.
Gina : Lebih baik kamu pergi dari sini.
Citra : Loh, kenapa Kak?
Gina : Aku gak mau lihat mukamu lagi.
Citra : Apa?
Reza : Gina, tolong jaga mulutmu!
Gina : Kenapa? Kamu lebih memilih membela dia
daripada aku?
Reza : Bukan begitu, dia gak tahu apa-apa
tentang masalah kita tolong jangan bersikap kasar terhadapnya.
Gina : Dia gak tahu apa-apa? Kamu itu sudah
gila!
Reza : Tenangkan dirimu! Jangan biarkan emosi
menguasai dirimu, Gina!
Citra : Kak Reza, biar Citra pergi saja. Kalau
Kak Gina ingin Citra pergi maka lebih baik Citra pergi.
Reza : Tidak Citra, lebih baik kamu di sini.
Masalah ini harus diselesaikan.
Gina : Oh, jadi kau lebih memilih dia adik
kelasmu dibandingkan aku pacarmu? Baik, hubungan kita selesai!
Reza : Baik, kalau itu maumu. Aku juga sudah
muak dengan sikapmu.
Citra : Kak Reza, Kak Gina! Tolong jangan
mengakhiri hubungan kalian!
Reza : Ini mungkin sudah yang terbaik, Citra.
Perempuan ini tidak pernah mau mendengarkan perkataan orang lain.
Gina : Apa? Harusnya kau yang sadar bahwa kau
adalah seorang yang berengsek yang taunya hanya mempermainkan hati wanita.
Citra : Kak Gina, biar Citra jelaskan apa yang
sebenarnya terjadi.
Reza : Citra...
Citra : Gak apa-apa, Kak. Ini semua memang
salah Citra, jadi Citra harus bertanggung jawab. Citra tau penyebab yang
membuat Kak Gina menjadi marah seperti ini.
Gina : Lalu, apa penjelasanmu?
Citra : Sebelumnya, Citra mohon maaf kalau
misalnya apa yang Citra ceritakan nantinya membuat hati Kak Gina menjadi tidak
enak. Tapi apa yang akan Citra ceritakan nanti memang benar adanya.
Reza : Citra biar Kakak saja yang cerita.
Gina : Nggak, aku mau denger dari Citra
langsung apa yang terjadi.
Citra : Baiklah, Citra dan Kak Reza sebenarnya
sudah bersama sejak kecil. Kami hidup bertetangga dan sering bermain bersama.
Orang tua kami juga sudah saling kenal dan sangat dekat. Sehingga kadang-kadang
kami sering berlibur bersama. Kami selalu bersama hingga SMP. Namun, kami harus
berpisah ketika Kak Reza lulus SMP.
Citra : Kak Reza dan orang tuanya harus pergi
ke luar kota karena urusan pekerjaan sehingga Citra ditinggal sendiri dengan orang
tua Citra. Sehari sebelum berpisah, Citra menghabiskan waktu dengan Kak Reza
lebih dari biasanya hingga kami membuat janji bersama bahwa apapun yang
terjadi, bagaimanapun keadannya, di manapun tempatnya, dan kapanpun waktunya,
ketika kami bertemu lagi suatu saat nanti kami sudah siap untuk melanjutkan
hubungan ke tingkat yang lebih serius lagi.
Citra : Dan kami berdua pun berjanji dan
bersumpah satu sama lain untuk tetap menunggu hingga hari dimana kami bertemu
tiba. 2 tahun berlalu dan Citra pun lulus SMP. Dengan izin orang tua, Citra
membulatkan tekad untuk pergi ke sekolah yang sama dimana Kak Reza berada.
Citra pun menjadi murid di sekolah ini, dan akhirnya punya kesempatan untuk
melihat Kak Reza setelah 2 tahun berpisah. Namun, kenyataan berkata lain. Kak
Reza yang dulu mengucapkan janji dengan Citra, kini berjalan berpegangan tangan
dengan wanita lain yaitu Kak Gina.
Citra : Saat itu hati Citra hancur
berkeping-keping. Citra mencari kesempatan untuk bertemu dengan Kak Reza dan
saat itulah Kak Reza menceritakan semua tentang perjuangan Kak Reza dan Kak
Gina saat bersama dahulu. Dan karena ku
sanggup walau ku tak mahu, Citra mengikhlaskan perasaan Citra ini demi
kebahagiaan kalian berdua yang sudah kalian bangun bersama. Dan karena itulah,
kemarin adalah permintaan Citra yang terakhir kalinya untuk bisa berjalan
bersama dengan Kak Reza lagi sebelum akhirnya Citra kembali dan bersekolah di
daerah asal Citra.
Gina : Maksudmu, kau akan pindah sekolah lagi
Citra?
Citra : Iya, Kak Gina. Dengan begini kalian
berdua bisa hidup bahagia tanpa harus mengkhawatirkan Citra.
Gina : Tapi, Kakak merasa bersalah telah
merenggut Reza dari mu Citra.
Citra : Tidak kok, Kak Gina. Justru inilah yang
terbaik bagi kita semua, tidak adil
rasanya jika Citra memaksakan perasaan Kak Reza untuk mencintai Citra jika
sudah ada Kak Gina dihatinya. Untuk itu,
Citra memilih pergi.
(Dengan berakhirnya
penjelasan dari Citra, berakhir pula lah hujan yang mewakili perasaan
masing-masing insan di ruangan tersebut. Hujan yang menakutkan dan menyedihkan
diganti dengan matahari yang menyinari bumi dengan senyumnya yang indah
menandakan bahwa masalah telah selesai dengan bahagia. Sepertinya.)
Tamat
EmoticonEmoticon