PENYEBAB
ORANG YAHUDI TIDAK BERGAUL
DENGAN ORANG SAMARIA
Jenely Dinus Pati
Mahasiswa Fakultas Teologi Wedabakti (FTW) Universitas Sanata Dharma (USD)
Pengantar
Penulisan paper
ini bertujuan untuk mengenal dan memahami “siapa itu orang Yahudi?” dan “siapa
itu orang Samaria?”. Tambahan lagi, penulisan paper ini juga mau mengenal dan
memahami latar belakang yang menyebabkan orang Yahudi tidak bergaul dengan
orang Samaria (Yoh 4: 9). Penulisan dan bahasa paper ini sungguh sederhana. Perihal
tersebut diharapkan dapat membantu para pembaca agar bisa memahami dengan mudah
dan mendalam.
1.
Orang Yahudi
Pada mulanya
sebutan “orang Yahudi” hanya dikenakan oleh keturunan Yehuda anak Israel dari
Lea (2Raj 16:6). Setelah kembali dari pembuangan semua bangsa Israel disebut
orang Yahudi.[1]
Orang Yahudi atau bangsa Israel terdiri dari dua belas suku yaitu; Ruben,
Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Yusuf dan
Benyamin (Kej 49: 2-28). Bangsa ini hidup dalam satu kelompok sejak berada di
Mesir dan sampai masa pemerintahan raja Salomo. Setelah raja Salomo meniggal
dunia, Orang Yahudi atau bangsa Israel terbagi atas dua kerajaan yaitu;
kerajaan utara yang meliputi sepuluh suku dan Kerajaan selatan yang meliputi
dua suku (1Raj 12: 1-24).[2]
Kerajaan Israel adalah
kerajaan utara sedangkan kerajaan Yehuda adalah kerajaan selatan.[3] Nama
kerajaan “utara” dan “selatan” merujuk pada posisi area kekuasaan di mana
kerajaan Israel terletak di utara sedangkan kerajaan Yehuda terletak di selatan.[4] Kerajaan
utara terdiri atas sepuluh suku yaitu; Ruben, Simeon, Lewi, Isakhar, Zebulon,
Dan, Naftali, Gad, Asyer, dan Yusuf. Sedangkan kerajaan selatan terdiri atas
dua suku yaitu; Yehuda dan Benyamin (1Raj 12: 23-24). Kerajaan utara dipimpin
oleh raja Yerobeam dan Kerajaan selatan dipimpin oleh raja Rehabeam (1Raj 12:
17,20).
Raja Rehabeam
menjadi penyebab pecahnya bangsa Israel. Ketika bangsa Israel meminta keringan
dari pajak dan pekerjaan mereka, Rehabeam meminta waktu tiga hari untuk
mempertimbangkan hal tersebut (1Raj 12: 5). Perihal tersebut dibicarakannya
dengan para penasihatnya. Namun pada akhirnya dia mengambil keputusan yang kurang
tepat. Rehabeam tidak mengindahkan nasihat para tua-tua yang mendampingi
Salomo, ayahnya. Dia malah mendengarkan nasihat orang-orang muda yang sebaya
dengannya. Akhirnya Rehabeam memutuskan untuk menambah beban bangsa Israel.
Keputusan tersebut menjadi penyebab orang Yahudi terbagi dalam dua kelompok.
Dua suku dipimpin oleh Rehabeam. Lalu sepuluh suku lainnya mengangkat Yerobeam
menjadi raja mereka.[5]
Pada akhirnya,
dua kerajaan tersebut musnah. Kerajaan utara dimusnahkan oleh raja Asyur pada
masa pemerintahan raja Hosea lalu bangsa Israel diangkut ke Asyur (2Raj 17:
23).[6]
Sedangkan kerajaan selatan dimusnahkan oleh raja Babel mulai dari masa
pemerintahan raja Yoyakin (2Raj 24:
14-15) sampai pemerintahan raja Zedekia (2Raj 24: 18- 25: 7). Pada masa raja
Yoyakin, semua orang di Yerusalem diangkut ke Babel kecuali orang lemah (2Raj
24: 14). Lalu pada masa pemerintahan raja Zedekia, semua orang di Yerusalem
diangkut lagi ke Babel kecuali para tukang kebun anggur dan para peladang (2Raj
25: 11-12). Selain itu, raja Nebukadnezar juga memusnahkan Bait Allah di
Yerusalem. Hal ini disebabkan oleh pemberontakan raja Zedekia terhadap raja
Nebukadnezar, raja Babel.[7]
2.
Orang Samaria
Orang samaria
adalah orang Yahudi. Mereka adalah orang Israel yang tinggal di kota kerajaan
utara yaitu; kota Samaria. Mereka adalah orang-orang Yahudi lapisan terendah
yang dipindahkan oleh raja Asyur ke Yerusalem. Perpindahan tersebut terjadi
ketika kerajaan Israel sudah dihancurkan oleh raja Asyur.[8] Di
samping itu, mereka adalah orang Yahudi yang tidak murni lagi. Hal tersebut
disebabkan oleh perkawinan campur atau perkawinan dengan bangsa lain yang bukan
bangsa Israel. Hal itu terjadi ketika mereka ditaklukkan oleh raja Asyur. Mereka
melakukan kawin campur dengan orang Asiria.[9]
3.
Penyebab Orang Yahudi Tidak Bergaul dengan Orang Samaria
Orang-orang Yahudi yang kembali dari pembuangan adalah mereka
yang hidup baik. Mereka sungguh menjaga kemurnian sebagai orang Yahudi. Bahkan
hidup keagamaan mereka juga baik. Mereka adalah orang-orang yang cerdas dan
berbakat. Oleh karena itu, mereka bertekad untuk membangun kembali Yerusalem
dan Bait Allah.[10]
Ketika orang Samaria mendengar bahwa orang Yahudi hendak
membangun Bait Allah, mereka menawarkan diri untuk membangun bersama karena
mereka juga menyembah kepada Allah. Selain itu, mereka juga orang Yahudi. Namun
niat baik tersebut ditolak oleh orang Yahudi (Ezr 4: 1-3). Mereka menolak
keterlibatan orang Samaria karena bagi mereka orang Samaria bukanlah orang
Yahudi yang murni lagi. Hal itu disebabkan oleh perkawinan campur yang
dilakukan oleh orang Samaria.[11]
Persoalan tersebut menjadi semakin parah ketika Ezra turut
campur tangan. Ezra mencegah semua perkawinan campur. Bahkan dia tidak hanya
mencegah perkawinan campur tersebut tetapi juga menghacurkan perkawinan campur
yang sudah terjadi. Perkawinan campur tersebut dihancurkan oleh Ezra secara
kejam.[12]
Penolakan yang dialami oleh orang Samaria menjadi pendorong
bagi mereka untuk membangun kenisah sendiri. Mereka membangun kenisah sendiri di
Gunung Gerizim.[13] Hal ini menjadi puncak
ketegangan di antara orang Yahudi dan orang Samaria. Hal ini membuat orang
Yahudi dan orang Samaria semakin terpisah jauh karena mereka tidak melaksakan
ibadah di tempat yang sama lagi. Orang Yahudi beribadah di Yerusalem sedangkan
orang Samaria beribadah di Gunung Gerizim.
Kenisah yang dibangun oleh orang Samaria ternyata menjadi
persoalan. Hal tersebut menyebabkan ketegangan antara orang Samaria dan orang
Yahudi semakin besar. Orang Samaria tidak lagi mengakui Bait Allah di Yerusalem
sebagai rumah Allah. Mereka mengklaim kenisah merekalah yang lebih pantas
menjadi rumah Allah yang sejati. Bagi mereka, kenisah merekalah yang dipilih
dan diberkati oleh Allah.[14]
Tambahan lagi, orang Samaria juga tidak mengakui kitab-kitab yang ada pada
orang yang Yahudi kecuali kelima kitab Musa.[15]
Sebaliknya orang Yahudi juga menganggap bahwa kenisah orang
Samaria tidak suci. Bahkan tempat tersebut dianggap tidak layak untuk
mempersembahkan korban. Anggapan tersebut muncul dari sebagian besar orang
Yahudi. Bagi mereka hanya satu tempat yang dipilih oleh Allah. Oleh karena itu,
mereka tidak mengakui adanya tempat yang kedua karena Allah hanya menetapkan
satu tempat di salah satu suku Israel (Ul 12: 14).[16]
Kesimpulan
Berdasarkan semua pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pecahnya kerajaan Israel menjadi cikal bakal bagi perpecahan orang Yahudi atau
penyebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria. Perihal tersebut
semakin berkembang ketika orang Yahudi menolak tawaran kerja sama dari orang
Samaria untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem. Penolakan tersebut
diakibatkan oleh rasa tidak suka karena bagi mereka orang Samaria bukan orang
Yahudi asli lagi melainkan sudah bercampur dengan bangsa lain. Pada akhirnya
orang Samaria membangun kenisah sendiri di gunung Gerizim. Bahkan mereka juga
tidak mengakui kitab-kitab yang ada pada orang yang Yahudi kecuali kelima kitab
Musa. Itulah hal-hal yang menyebabkan orang Yahudi tidak bergaul dengan orang
Samaria.
DAFTAR PUSTAKA
Kitab Suci
Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,
2015.
Buku
Carr, David M. 2010. An Introduction to the Old Testament : Sacred Texts and Imperial Contexts of the
Hebrew Bible. Wiley-Blackwell: United Kingdom.
Wislocki, Lou.
2019. The Evolution of the Gospel in the
Bible. Papias Press: Veto St Grand Rapids.
Dewberry, William. 2014. Communion of Love. AuthorHouse: Bloomington.
Rothery,
Francis. 2014. Missional: Impossible!:
The Death of Institutional Christianity and the Rebirth of G-d. Wipf and
Stock Publishers: Eugene.
Pitts, David and Pitts, Martha. 2010. Carvings on the Heart. Tin Cup Projects:
Colorado.
Douglas, J. D.
and Tenney, Merrill C. Revised by Silva, Mosés. 2011. Zondervan
Illustrated Bible Dictionary. Zondervan:
Michigan.
Nelson, Thomas.
2014. The Chronological Study Bible, New
International Version. Thomas Nelson: Nashville Dallas Mexico City Rio De
Janerio.
Weiden, Wim van der dan Suharyo Ignatius. 2000. Pengantar Kitab Suci Perjanjian Lama.
Kanisius: Yogyakarta.
Storm, Mel.
2014. Living Lord, Empowering Spirit,
Testifying People: The Story of the Church in the Book of Acts. Wip and
Stock: Eugene.
Ed. by Neusner, Jacob,
Green, William Scott, and Frerichs, Ernest S. 1987. Judaisms and Their Messiahs at the Turn of the Christian Era.
Cambridge University: New York.
Pummer, Reinhard. 2002. Early
Christian Authors on Samaritans and Samaritanism. J.C.B. Mohr (Paul
Siebeck): Tübingen.
Esiklopedia
1967. New Catholic Encyclopedia. Vol. XII: Qat to
Scr. McGraw-Hill Book Company: New York St Louis San Francisco Toronto
London Sydney.
Heuken, Adolf.
1995. Ensiklopedia Gereja. Jilid V: Tr-Z,
Sejarah Gereja di Indonesia, Sejarah Gereja di Asia. Yayasan Cipta Loka
Caraka: Jakarta.
[1] Bdk. Heuken, Adolf, Ensiklopedia Gereja. Jilid V: Tr-Z, Sejarah
Gereja di Indonesia, Sejarah Gereja di Asia, (Yayasan Cipta Loka Caraka:
Jakarta, 1995), 115.
[2] The people are largely the
descendants of the Ten Tribes of Israel that broke away from Judah at the death
of Salomon. New Catholic Encyclopedia.
Vol. XII: Qat to Scr, (McGraw-Hill Book Company: New York St Louis San
Francisco Toronto London Sydney, 1967), 1009.
[3] This is distinction between
"Judah" in the south and "Israel" in the north. Carr, David
M,
An
Introduction to the Old Testament
: Sacred Texts and Imperial Contexts of
the Hebrew Bible, (Wiley-Blackwell: United Kingdom, 2010), 23.
[4] The Kingdom of Israel located in
the north, and the Kingdom of Judah in the south. Storm, Mel, Living Lord, Empowering Spirit, Testifying
People: The Story of the Church in the Book of Acts, (Wip and Stock:
Eugene, 2014), 16.
[5] After Solomon died, the people
of Israel asked Rehobeam (his name meaning, he enlarges the people) to lighten
the burden and labor Salomon had forced on them-excessive taxes the requisition
of resources and a labor force. Rehoboam foolishly took the advise of his
counselors and rejected their demands. Jeroboam (meaning he pleads the people's
cause), who Salomon had exiled for treason, seized the opportunity to rally
many of the tribes in rebellion against Rehoboam. Ten Tribes-after that
referred to as Israel or Ephraim-broke away, leaving Rehoboam to rule only
two-Judah and Benjamin. Wislocki, Lou, The
Evolution of the Gospel in the Bible, (Papias Press: Veto St Grand Rapids,
2019), 18.
[6] During the reign of King Hoshea
of Israel, the Assyrians completed the destruction of the northern kingdom, and
in 722 B.C, Israel was exiled to Assyria. Dewberry, William, Communion of Love, (AuthorHouse:
Bloomington, 2014), 61.
[7] Rebellion by Zedekiah was the
final straw for the Babylonians. Nebuchadnezzar marched on Jerusalem in 586
B.C. and breached the walls. He destroyed the temple that Judah had thought was
invulnerable, took more of Judah's elite into exile. Carr, David M, An Introduction to the Old Testament : Sacred Texts and Imperial Contexts of the
Hebrew Bible, 167.
[8] Bdk. Weiden, Wim van der dan
Suharyo Ignatius, Pengantar Kitab Suci
Perjanjian Lama, (Kanisius: Yogyakarta, 2000), 82.
[9] The Samaritans were a mixed race
people who had intermarried with the Assyrians. Rothery, Francis, Missional: Impossible!: The Death of
Institutional Christianity and the Rebirth of G-d, (Wipf and Stock
Publishers: Eugene, 2014), 206.
[10] The Jewish exiles who returned
to Jerusalem were people who had lived well in Babylon and Persia and had
amassed great wealth. The people were intelligent and talented and were able to
rebuild their civilization and practice their religion freely. The people
banded together in unity and were determined to restore the city of Jerusalem
and the temple of the Lord. Among those who returned to Jerusalem was a
Levitical priest named Zerubbabel. Dewberry, William, Communion of Love, 77.
[11] The Samaritans offered to help,
but the Jewish leaders refused, not wanting to mix with the non-Jews.
Samaritans were half-Jew, half-Gentile. Pitts, David and Pitts, Martha, Carvings on the Heart, (Tin Cup
Projects: Colorado, 2010), 39.
[12] The split was increased by the
ruthlessness with which Ezra prevented and even destroyed already existing
meriages. New Catholic Encyclopedia. Vol.
XII: Qat to Scr, 1009.
[13] After the Israelites, returning
from Babylonian exile, refused to let the mixed races of Samaria help rebuild
Jerusalem (Ezra 4:1-4; Neh. 2:19-20; 13:28), the Samaritans built themselves a
temple on Mount Gerizim. Douglas, J. D. and Tenney, Merrill C. Revised by
Silva, Mosés, Zondervan Illustrated Bible
Dictionary, (Zondervan:
Michigan, 2011), 521.
[14] Tension between Samaritans and
Jews goes back at least to the reconstruction of the Jerusalem temple (538
b.c.). Yet a definite break between these groups occurred around either 388 or
332 B.C. when the Samaritans built a rival temple on Mount Gerizim, claiming
Shechem rather than Jerusalem as the location of the true house of God. Nelson,
Thomas, The Chronological Study Bible,
New International Version, (Thomas Nelson: Nashville Dallas Mexico City Rio
De Janerio, 2014) 1066.
[15] In reality all Samaritans rejected
the prophetic books of the Jewish Bible , accepting only the Pentateuch as
Scripture. Pummer, Reinhard, Early
Christian Authors on Samaritans and Samaritanism, (J.C.B. Mohr (Paul
Siebeck): Tübingen, 2002), 33.
[16] Many other Jews - indeed ,
entire sects - held the Second Temple to be incompletely holy or even
completely unfit for for the offering of sacrifice. If it was not God's Chosen
Place, Deuteronomy 12: 5-14 would no longer forbid the existence of other Jewish
sacrificial shrines. Jews might be free to recognize the legitimacy of other
holy places , such as the Samaritan shrine on Mount Gerizim. Ed. by Neusner, Jacob, Green, William Scott, and
Frerichs, Ernest S., Judaisms and Their
Messiahs at the Turn of the Christian Era, (Cambridge University: New York,
1987), 70.