Senin, 08 Mei 2017

CONTOH RENUNGAN UNTUK MELANJUTKAN KE KELAS POESIS SEMINARI MENENGAH SANTO YOSEF TARAKAN



NAMA: JENELY DINUS PATI
KELAS: SINTAKSIS
SEMINARI MENENGAH SANTO YOSEF TARAKAN

RENUNGAN PRIBADI

       Tanpa disadari sekarang saya sudah hampir dua tahun berada di seminari ini. Waktu tak terasa begitu cepat berlalu. Dalam penulisan ini, saya merenungkan tentang merawat, bertanggungjawab terhadap nama baik, dan rendah hati.
“Bertanggungjawab Terhadap Nama Baik”
       Sebagai seorang seminaris yang bersekolah di SMA Katolik Frater Don Bosco Tarakan, saya sadar bahwa pribadi saya adalah seorang seminaris yang kelak akan menjadi seorang imam. Oleh karena itu, saya tahu bahawa segala tingkah laku dan kebiasaan saya di sekolah akan tergambar melalui orang-orang yang melihat saya terutama teman-teman dan guru-guru. Saya bersyukur atas karya Tuhan Yesus dalam diri saya yang sungguh membantu saya di SMA Katolik Frater Don Bosco karena meskipun saya memiliki kulit hitam dan badan yang gemuk namun beberapa guru sangat senang dengan penampilan saya yang rapi. Selain itu, meskipun saya memiliki IQ yang biasa-biasa saja (sesuai test yang dilakukan pastor mul dengan menggunakan bandul) tetapi saya selalu rajin mengerjakan tugas yang diberikan dan mengumpulkan tugas tersebut tepat pada waktunya. Salah satu hal yang saya perjuangkan sejak SD adalah tidak menyontek dan hingga saat ini saya masih memperjuangankannya. Oleh itu, saya menyadari bahwa jika sikap saya buruk maka yang mendapat capnya bukan diri saya sendiri tetapi yang paling besar adalah nama seminari dan ini akan dialami oleh teman-teman dan guru-guru yang mengajar kami serta pastor-pastor yang mendampingi kami.
“Merawat”
       Sejak awal masuk ke seminari saya membawa hal baik yang telah saya peroleh dari rumah seperti merawat barang. Contohnya, ketika menyimpan sapu, saya akan membalikan posisinya agar sapunya lebih awet, membuat paku penahan pelastik di keliling tempat sampah agar tempat sampahnya dapat digunakan dalam waktu yang lama, memcuci dan menyikat karpet pembersih kaki, menyikat teras depan refter lama, memperbaiki sapu yang rusak, memperbaiki perpanjangan yang rusak, dan membersihkan daun kering pada pohon pinang hias.

“Rendah hati”
       Dalam memperjuangkan kerendahan hati saya melakukan dengan cara yang sederhana yaitu lebih banyak mendengar terutama ketika teman-teman menceritakan pengalaman mereka atau cerita-cerita yang lain. Selain itu, menerima setiap pekerjaan dengan terbuka dan melaksanakannya dengan sungguh.
       Setelah saya merengungkan perjalanan panggilan ini, saya merasa sudah mantap untuk melanjutkan diri ke kelas tiga karena saya sekarang semakin berkembang dalam doa pribadi dari yang pada awalnya hanya berdoa 1 kali Bapa Kami, 3 kali Salam Maria dan 1 kali Kemuliaan dengan penambahan 1 Rosario setiap hari dan doa pribadi sebelum dan sesudah misa. Selain itu,bisa mengikuti semua agenda seminari seperti berdoa, belajar, silentium, opera, menulis refleksi, mengerjakan tugas seminari dan makan pada waktunya. Namun saya juga masih mempunyai banyak kelemahan antarnya:
1.  Lambat mengerti atau memahi sesuatu, contohnya ketika orang memberitahu saya sesuatu untuk saya lakukan tetapi pemberitahuan itu hanya sekali maka saya akan merasa bingung. Hal ini akan membuat saya unutk bertanya.
2.  Dalam teori saya sangat lemah, oleh itu saya tidak dapat melakukan suatu pekerjaan jika saya belum pernah melihat cara kerjanya.
3.  Saya masih bingung setelah kelas tiga, saya akan masuk ke ordo MSF atau OMI.


EmoticonEmoticon