Rabu, 31 Mei 2017

BUNGA YANG CANTIK DAN UNIK SERTA SULIT DITEMUKAN

BUNGA YANG CANTIK DAN UNIK SERTA SULIT DITEMUKAN     



KITA TIDAK PERNAH MENYADARI BAHWA BANYAK KEINDAHAN YANG BERADA DI SEKITAR KITA...
KARENA KITA TIDAK MENYADARI MAKA TERJADI PERBUATAN YANG MERUSAK ALAM SEHINGGA SEMUA KINDAHAN HILANG DAN TAK BISA UNTUK HADIR KEMBALI...
DUNIA INI INDAH NAMUN KITALAH YANG MERUSAK SEGALANYA...














BY: JENELY DINUS PATI
SEMINARI MENENGAH SANTO YOSEF TARAKAN

MELIHAT KEINDAHAN ALAM YANG MENARIK DAN MEMPERSONA

Alam adalah anugerah Tuhan yang sungguh indah dan harus dilestarikan.
keindahan alam bisa membuat diri kita menjadi tenang dan gembira serta bahagia.

ini merupakan sejenis tanaman yang sangat unik karena sepeti pohon namun sangat kecil..









 by: jenely dinus pati
seminari menengah santo yosef tarakan

Selasa, 09 Mei 2017

RETRET SEMINARI MENENGAH SANTO YOSEF TARAKAN DI KEUSKUPAN TANJUNG SELOR PART 2


PENGALAMAN RETRET SEMINARI MENENGAH SANTO YOSEF TARAKAN YANG MENGUBAH DIRI  
 




BAGIAN 2 BAGIAN 1 KLIK DISINI

   Setelah menyadari semua rahmat Tuhan yang telah kami peroleh dan warisan-warisan yang kami dapatkan dari semua malaikat dalam hidup. Pada hari ini (senin), kami memulai kegiatan dengan meditasi dan merenungkan tentang kasih Tuhan yang tiada hentinya. Kasih Tuhan tiada hentinya tergambar dalam pengalaman-pengalaman keberhasilan kita dalam hidup. Setiap orang pasti mempunyai pengalaman keberhasilan tetapi tidak pernah mensyukuri semua itu. Semua manusia tidak dapat lahir ke dunia jika tidak pernah berhasil. Karena semua orang yang lahir ke dunia pada awalnya adalah sperma yang paling pertama (juara satu) sampai ke sel telur dan bertumbuh dalam rahim, setelah sembilan bulan sepuluh hari lahir sebagai seorang bayi.
    Setelah kami belajar dari semua pegalaman-pegalaman yang menarik dalam hidup. kami melanjutkan dengan belajar dari pegalaman-pegalaman yang pahit dalam hidup kami, terutama luka-luka batin yang menghambat masa depan kami serta memetik buah-buah yang ada di dalamnya. kebanyakan orang sering melihat sesuatu pada sisi buruknya saja sedang sisi baiknya yang lebih besar dibandingkan dengan sisi buruknya tidak bisa dilihatnya. Kebanyakan orang yang ingin melangkah maju dalam hidupnya tetapi selalu terhambat oleh luka batin (pegalaman-pegalaman pahit yang tidak bisa dilupakan melainkan selalu terbayang dalam hidupnya) dan luka itu tidak bisa sembuh karena dirinya belum bisa menerima peristiwa itu secara positif dan berdamai dengan dirinya sendiri yaitu, melihat hal-hal yang baik pada peristiwa tersebut dan memaafkan serta mendoakan setiap orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Kita harus sadar bahwa hidup kita adalah dinamis, bagaikan roda yang kadang di atas dan kadang di bawah. Dalam perjalanan hidup pasti ada kesuksesan dan kegagalan serta kegembiraan dan kesusahan. Namun kita terkadang tidak mau menerima kegagalan dan kesusahan melainkan ingin lari dari semua itu. Oleh karena itu, kita harus sadar bahawa setiap peristwa yang kita alami membuat kita semakin dewasa dan berkualitas. Maka kita harus belajar untuk bersyukur atas semua pengalaman yang telah kita alami agar kita bisa melangkah dengan mantap dalam kehidupan.
    Pada malam hari kami sangat bersukacita karena kami bisa menerima sakramen tobat dan setelah makan malam kami melaksanakan adorasi hingga pukul 05:00 pagi. Ini merupakan kesempatan yang sangat istimewa bagi kami untuk berdoa secara pribadi dan menjadi lebih dekat dengan Yesus.
    Pada hari selasa, kegiatan diawali dengan jalan sobat yaitu, berjalan ke luar wisma keuskupan namun berjalannya seperti pingguin dan tidak berbicara melainkan berdoa Rosario sambil melihat pemandangan di sekeliling. Kegiatan ini sangat menarik dan menyenangkan karena kita berdoa sambil melihat pemandangan sekeliling. Setelah itu, kami melanjutkan pada tes psikologi untuk sekilas melihat kelebihan dan keterbatasan kami. Tes ini membantu kami agar bisa memperbaiki kelemahan yang ada dalam diri kami. Setelah tes ini, kami diajak untuk menyadari kembali motivasi awal atau semangat awal kami masuk ke seminari. Akhirnya, kami diajak untuk membangun mimpi.
    Semua orang harus mempunyai mimpi dalam kehidupan dan mimpi itu harus bisa dicapai. Contohnya saya seorang seminaris ingin menjadi iman sedangkan mimpi yang tidak bisa saya capai yaitu, saya ingin ke bulan. Kita dan mimpi kita bagaikan orang yang ingin menyeberangi sungai yang dangkal tanpa terkena air (metode stepping stones). Kita dapat menyeberangi sungai ini tanpa terkena air dengan cara membuat jalan atau tempat untuk menginjak mengunakan batu. Batu tersubut disusun secara bertahap sehingga sampai di seberang sungai. Tanpa adanya mimpi, kehidupan seseorang akan menjadi tidak jelas karena tidak mempunyai tujuan hidup. Oleh itu, pada kegiatan ini saya belajar untuk membangun mimpi saya dan mimpi itu bisa saya capai di kemudian hari.
    Pada malam hari sebelum beristirahat, kami menulis surat untuk teman-teman kami dengan tujuan untuk mendorong kami semua agar dengan mimpi yang telah kami wujudkan, kami saling memberi semangat dan menguatkan dalam doa.
    Di hari terakhir rekoleksi kami mengawalinya dengan menukar surat kepada teman-teman kami dan saling mendoakan. Sungguh kegiatan ini menguat persahabatan diantara kami para seminaris. Lalu kami membuat niat dengan menggunakan “SMART  plan” yaitu, niat yang sederhana, punya patokan, bisa dicapai, masuk akal dan ada batasan waktu. dengan niat yang ada, kami teguhkan dengan perikop kitab suci yang menjadi inspirasi sikap, inspirasi hidup dan inspirasi yang akan dihidupi dalam kehidupan. Dan pada akhirnya semua itu kami persembahkan dalam perayaan ekaristi.


BAGIAN 1 KLIK DISINI 

BACA JUGA ARTIKEL BERIKUT INI KLIK PERUTUSAN

KUMPULAN NARATIVE TEXT "REGRET ALWAYS COMES LAST"





Regret Always Comes Last


One day, there are lovers who live happily. Dino and Jessy, they've been dating about seven months more. They come from different families. Jessy is the child of a wealthy rich family while the Dino is only a child of a poor peasant who lives barely, but the difference does not interfere with their relationship.
In the life of both of them, Dino loved Jessy very much. Every time they meet, Dino folded paper birds then Jessy rolls the paper birds in her room. The birds contain all the Dino expectations to Jessy. The number of paper birds that Dino give to Jessy has reached 999.
One day Dino folded a thousandth paper bird, in the paper he wrote that he wanted to marry Jessy. But then Jessy refuses and says that Dino does not deserve to marry her, because she needs money and wealth, and then Jessy leaves Dino.
Since then Dino is determined to start a business and a few years later he has become a rich man and can buy anything with his money. One day as he was walking in his new car, he saw a running husband with an unkempt appearance, he followed the husband and wife because he knew that the husband and wife were the parents of his former Jessy who had abandoned him first.
A few moments later the husband and wife went into a funeral and Dino shocked and immediately got out of the car following Jessy parents. How surprised he was after seeing a tomb filled with paper birds and he saw a picture of Jessy, the girl he loved was in the tomb. Then Jessy's parents also gave a letter that Jessy want gave it to Dino.
In the letter Jessy apologizes to Dino for not telling her that she is actually exposed to cervical cancer and she does not want to complicate Dino life later on. After reading the letter Dino was crying and he was sorry for letting Jessy feel lonely against her pain even until she died. Jessy is very sacrificed for Dino, so Dino does not fall in despair.



NAME: JENELY DINUS PATI
SEMINARI MENENGAH SANTO YOSEF TARAKAN

Senin, 08 Mei 2017

CONTOH RENUNGAN UNTUK MELANJUTKAN KE KELAS POESIS SEMINARI MENENGAH SANTO YOSEF TARAKAN



NAMA: JENELY DINUS PATI
KELAS: SINTAKSIS
SEMINARI MENENGAH SANTO YOSEF TARAKAN

RENUNGAN PRIBADI

       Tanpa disadari sekarang saya sudah hampir dua tahun berada di seminari ini. Waktu tak terasa begitu cepat berlalu. Dalam penulisan ini, saya merenungkan tentang merawat, bertanggungjawab terhadap nama baik, dan rendah hati.
“Bertanggungjawab Terhadap Nama Baik”
       Sebagai seorang seminaris yang bersekolah di SMA Katolik Frater Don Bosco Tarakan, saya sadar bahwa pribadi saya adalah seorang seminaris yang kelak akan menjadi seorang imam. Oleh karena itu, saya tahu bahawa segala tingkah laku dan kebiasaan saya di sekolah akan tergambar melalui orang-orang yang melihat saya terutama teman-teman dan guru-guru. Saya bersyukur atas karya Tuhan Yesus dalam diri saya yang sungguh membantu saya di SMA Katolik Frater Don Bosco karena meskipun saya memiliki kulit hitam dan badan yang gemuk namun beberapa guru sangat senang dengan penampilan saya yang rapi. Selain itu, meskipun saya memiliki IQ yang biasa-biasa saja (sesuai test yang dilakukan pastor mul dengan menggunakan bandul) tetapi saya selalu rajin mengerjakan tugas yang diberikan dan mengumpulkan tugas tersebut tepat pada waktunya. Salah satu hal yang saya perjuangkan sejak SD adalah tidak menyontek dan hingga saat ini saya masih memperjuangankannya. Oleh itu, saya menyadari bahwa jika sikap saya buruk maka yang mendapat capnya bukan diri saya sendiri tetapi yang paling besar adalah nama seminari dan ini akan dialami oleh teman-teman dan guru-guru yang mengajar kami serta pastor-pastor yang mendampingi kami.
“Merawat”
       Sejak awal masuk ke seminari saya membawa hal baik yang telah saya peroleh dari rumah seperti merawat barang. Contohnya, ketika menyimpan sapu, saya akan membalikan posisinya agar sapunya lebih awet, membuat paku penahan pelastik di keliling tempat sampah agar tempat sampahnya dapat digunakan dalam waktu yang lama, memcuci dan menyikat karpet pembersih kaki, menyikat teras depan refter lama, memperbaiki sapu yang rusak, memperbaiki perpanjangan yang rusak, dan membersihkan daun kering pada pohon pinang hias.

“Rendah hati”
       Dalam memperjuangkan kerendahan hati saya melakukan dengan cara yang sederhana yaitu lebih banyak mendengar terutama ketika teman-teman menceritakan pengalaman mereka atau cerita-cerita yang lain. Selain itu, menerima setiap pekerjaan dengan terbuka dan melaksanakannya dengan sungguh.
       Setelah saya merengungkan perjalanan panggilan ini, saya merasa sudah mantap untuk melanjutkan diri ke kelas tiga karena saya sekarang semakin berkembang dalam doa pribadi dari yang pada awalnya hanya berdoa 1 kali Bapa Kami, 3 kali Salam Maria dan 1 kali Kemuliaan dengan penambahan 1 Rosario setiap hari dan doa pribadi sebelum dan sesudah misa. Selain itu,bisa mengikuti semua agenda seminari seperti berdoa, belajar, silentium, opera, menulis refleksi, mengerjakan tugas seminari dan makan pada waktunya. Namun saya juga masih mempunyai banyak kelemahan antarnya:
1.  Lambat mengerti atau memahi sesuatu, contohnya ketika orang memberitahu saya sesuatu untuk saya lakukan tetapi pemberitahuan itu hanya sekali maka saya akan merasa bingung. Hal ini akan membuat saya unutk bertanya.
2.  Dalam teori saya sangat lemah, oleh itu saya tidak dapat melakukan suatu pekerjaan jika saya belum pernah melihat cara kerjanya.
3.  Saya masih bingung setelah kelas tiga, saya akan masuk ke ordo MSF atau OMI.