KHOTBAH
HARI MINGGU BIASA XXVIII
(14
OKTOBER 2018)
Bacaan I: Keb. 7:7-11
Injil: Mrk. 10:17-30
Pada hari ini ada empat hal yang mau
dikatakan oleh Tuhan kepada kita melalui bacaan dan injil yang telah kita
dengarkan.
1. Melakukan
semua perintah Tuhan belum cukup untuk memasuki kerajaan surga karena kita
harus melepaskan semua kebahagiaan duniawi dan membagikan kasih Tuhan yang kita
miliki kepada sesama.
Artinya
jangan sampai kekayaan dan rahmat yang kita miliki justru mengikat diri
sehingga kita tidak bisa membagikan diri dan kelimpahan kita kepada sesama.
Memberi tidak selamanya berupa uang namun tenaga dan talenta yang kita miliki
juga bisa kita berikan kepada sesama. Tidak semua orang yang kaya bisa hidup bahagia,
mengapa demikian? Karena hidup mereka terus-menerus dihantui oleh kegelisahan
misalnya; takut dirampok, takut usahanya rugi dan sebagainya. Ketika
kegelisahan ini muncul maka mereka akan memberikan fokus yang maksimal pada
usaha mereka agar bisa menjadi sangat kaya. Hasil akhirnya anak-anak tidak bisa
mendapat perhatian yang seharusnya dari orang tua karena orang tua tidak
mempunyai waktu bersama anak-anak. Secara tidak langsung anak-anak tidak mempunyai
tempat untuk mengemukakan isi hati mereka. Dalam keadaan seperti ini anak-anak
akan mudah terjerumus dalam hal-hal yang tidak baik. Oleh itu, ketika manusia
sadar bahwa apa yang dimilikinya adalah milik Tuhan maka mereka akan menjadi
manusia yang murah hati. Mereka tidak pernah menuntut balasan karena mereka
yakin bahwa hidup mereka akan lebih bahagia ketika mereka bisa membuat
sesamanya merasa bahagia.
2. Harta
duniawi terkadang membagi kasih manusia kepada Allah.
Artinya
kasih manusia terbagi untuk hartanya dan Allah. Dalam kehidupan saat ini bisa
dilihat bahwa hampir semua orang memiliki handphone.
Handphone merupakan salah satu harta manusia yang dapat menjadi tembok
antara manusia dengan Allah. Tanpa disadari manusia memindahkan jabatannya
sebagai tuan atas dirinya kepada handphone
sehingga tidak heran jika hidup mereka tergantung pada handphone. Dalam kesempatan bertemu dengan Tuhan 3 jam seminggupun
terkadang ada yang tidak bisa memberikan 3 jam tersebut secara total karena
masih menggunakan kitab Samsungnya saat perayaan ekaristi. Maka tidak heran
jika waktu berdoa pribadi juga disita oleh kitab Samsung. Lebih parahnya lagi
mereka yang begitu asyik dengan kitab Samsungnya sehingga tidur lewat malam dan
tidak dapat menghadiri perayaan ekaristi pada hari minggu karena telat bangun.
3. Harta
duniawi sering membuat beberapa manusia sombong pada Allah.
Secara
tidak langsung kitab Samsung membuat manusia sombong pada Tuhan dan lebih
memilih jalan kenikmatan duniawi dibandingkan jalan menuju kehidupan kekal.
Ketika manusia hanya fokus pada dirinya sendiri dan kitab Samsungnya maka
hubungannya dengan sesama menjadi rapuh sehingga mereka sulit mengerti pada
orang lain dan tidak bisa memberikan diri bagi sesama.
4. Allah
selalu menyediakan jalan keselamatan bagi semua orang, hanya saja manusia mau
berjalan dalam jalan tersebut atau tidak.
Seorang
yang kaya datang kepada Yesus dan meminta Yesus menunjukan jalan menuju
kehidupan kekal kepadanya. Ketika Yesus mengemukakan perintah Allah kepadanya,
dia mengungkapkan bahwa dia telah melakukan semua perintah Allah. Yesus
menyuruh dia menjual semua hartanya dan mengikuti Yesus. Kisah injil tersebut
menggambarkan secara jelas bahwa Yesus menunjukkan jalan dengan lengkap. Kitab
Samsung sebenarnya membantu kita jika kita mau menggunakannya dengan bijaksana.
Jalan yang baik sudah kita ketahui, tergantung pada diri kita masing-masing mau
memilih jalan yang mana. Pilihlah jalan yang membawa kebaikan bukan kehancuran.
EmoticonEmoticon