KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DALAM
PERJANJIAN BARU
Pada zaman Yesus kita dapat melihat bahwa kehidupan
sosial ekonomi tidak terlalu baik. Buktinya Yesus sering bergaul dengan
orang-orang yang dianggap berdosa karena Yesus tahu bahwa merekalah yang harus
disembuhkan (bdk. Luk 19:7, Luk 5:30). Yesus juga meneguhkan mereka yang miskin
serta membuat mereka kaya dalam kehidupan rohani (bdk. Luk 21:1-4). Kehadiran
Yesus sungguh membuat orang-orang yang berdosa dan yang tidak memperoleh
kehidupan yang layak memiliki harapan untuk menghiasi hidup mereka dengan
pelangi yang indah di dalam lembar kehidupan yang baru (bdk. Luk 7:44-50).
Kehadiran Yesus sungguh menjadi lilin ekspektasi bagi orang-orang yang rendah
hati dan mau bertobat serta percaya kepada-Nya.
Kehidupan
manusia selalu koheren dengan keadaan atau situasi di sekitarnya sehingga
keadaan atau situasi tersebut bisa menjadi salah satu gambaran yang bisa
dilihat. Oleh itu, kita dapat melihat secara garis besar hal-hal yang koheren
dengan kehidupan orang-orang dalam masa Perjanjian Baru dengan lebih dekat
melalui beberapa sisi yaitu;
1. Situasi
ekonomi
Di
masa Perjanjian Baru manusia sudah mengenal uang (bdk. Luk 20:24, Luk 21:2).
Keberadaan uang menghilangkan sistem barter sehingga memudahkan para pedagang
untuk berdagang di tempat yang jauh agar mendapat keuntungan yang besar.[1] Di sisi
lain kelompok penguasa memanfaatkan keberadaan uang dengan menetapkan pajak
untuk setiap orang asing (bdk. Mat 17:24-27) agar menjadi salah satu pemasukan
bagi mereka sehingga kekayaan mereka terus bertambah. Di samping itu pemungut
pajak juga memanfaatkan profesi pekerjaannya sehingga mereka memungut pajak
melebihi dari yang sepatutnya (bdk. Luk 19:8). Hal ini membuat masyarakat kecil
tidak bisa memperoleh kehidupan yang layak, misalnya para janda, petani yang
memiliki ukuran tanah yang kecil dan buruh yang kurang mahir. Secara tidak langsung
pajak membebankan hidup mereka yang memiliki status sosial yang rendah.
2. Rumah
Pada
umumnya rumah-rumah di masa Perjanjian Baru dibangun dari batu Tela,
ranting-ranting dan ditutup dengan plesteran lumpur sehingga harus diperbaiki
secara berkala.[2]
Atap rumah pada umumnya memiliki tangga di luar rumah yang menghubungkan atap
dengan halaman bawah dan tembok yang rendah atau sandaran sehingga tidak
membuat orang jatuh karena ia dibuat untuk tempat duduk-duduk, tempat menyimpan
barang dan tempat bersantai-santai. Lazimnya mereka membangun tembok untuk
dijadikan pagar halaman rumah.[3]
3. Pakaian
Dalam
masa Perjanjian Baru kain ungu merupakan pakaian yang sangat mahal sehingga
hanya dipakai oleh kaum bangsawan, misalnya raja (bdk Yoh 19:5). Pada umumnya
mereka mengenakan pakaian berwarna putih. Perbedaan antara pakaian pesta dan
pakaian sehari-hari terletak pada harganya. Pada masa Perjanjian Baru orang Yahudi
mempunyai lima set pakaian yaitu;
1) Pakaian
dalam atau biasanya disebut khiton.
2) Pakaian
yang dipakai di luar disebut himation,
ia seperti jubah.
3) Korset
adalah tempat untuk menyimpan uang.
4) Kain
penutup kepala.
5) Alas
kaki yang diberi tali pada sisi-sisinya untuk diikat pada kaki.
4. Makanan/minuman
Makanan pokok pada
masa Perjanjian Baru adalah roti. Roti menjadi makanan pokok karena di zaman Perjanjian
Baru gandum merupakan hasil pertanian yang terbesar, buktinya Yesus sendiri
menggunakan roti sebagai makanan yang menjadi tubuh-Nya dalam perjamuan
terakhir bersama murid-MuridNya (bdk. Luk 22:19). Minuman yang selalu diminum
dalam perjamuan bersama dan hari raya adalah anggur (bdk. Yoh 2:9-10). Dalam perjamuan
terakhir Yesus bersama murid-MuridNya, Dia menggunakan anggur sebagai minuman
yang menjadi darah-Nya (bdk. Luk 22:17-18).
Selain itu ikan juga menjadi makanan yang biasanya dimakan bersama
dengan roti (bdk. Mrk 8:6-8).[4]
Dari
empat sisi tersebut kita dapat melihat gambaran secara garis besar bagaimana
situasi atau keadaan orang-orang di masa Perjanjian Baru. Pada umumnya keadaan atau
situasi sekitar bisa memberikan sedikit gambaran mengenai kehidupan manusia.
Oleh itu secara tidak langsung kita dapat mengenal kehidupan di masa Perjanjian
Baru melalui gambaran sederhana di atas.
DAFTAR
PUSTAKA
KITAB SUCI
Alkitab Deuterokanonika.
Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2015.
SUMBER BUKU UTAMA
Suharyo,
I. Yesus dan Situasi Zaman-Nya.
Yogyakarta: Kanisius, 1998.
Barclay,
William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari (Judul
Asli: the daily bible study: the gospel of mark), Penterj. Wenas Kalangit (Jakarta:
PT BPK Gunung Mulia), 2008.
SUMBER BUKU PENUNJANG
Rock,
Lois. The Jesus Encyclopedia.
Yogyakarta: Kanisius, 2009.
Heer,
J. J. Taf. Alk. Injil Matius Ps 1-22.
Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2001.
[1] Bdk. I. Suharyo, Yesus dan Situasi Zaman-Nya, (Yogyakarta:
Kanisius, 1998), 42.
[4]
Bdk. William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari, (Judul
Asli: the daily bible study: the gospel of mark), Penterj. Wenas Kalangit
(Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2008), 358.
EmoticonEmoticon