KAUM QUMRAN ATAU KAUM ESENI
Kaum
Qumran merupakan salah satu kelompok yang menganggap bahwa dunia sudah jahat
dan kotor sehingga mereka berusaha membentuk sebuah komunitas agar berbeda
dengan kaum lainnya karena mereka sungguh hidup dalam pengharapan untuk
menantikan kedatangan kerajaan Allah yang telah diramalkan oleh nabi Yesaya dan
tokoh-tokoh besar lainnya, misalnya Musa atau Habakuk[1].
Kehidupan mereka sungguh berpaut pada semua ajaran yang telah disampaikan oleh
Musa dan ramalan nabi Yesaya sehingga mereka membina kehidupan yang sejalan
dengan ramalan nabi Yesaya. Visi komunitas kaum Qumran dalam beberapa hal
memiliki kesamaan yang menarik dengan visi Yesus tentang kekuasaan Allah yang
akan datang.
Ada
tiga visi kaum Qumran yang memiliki kesamaan yang menarik dengan visi Yesus
yaitu; komunitas Qumran memberikan perhatian dan makna yang besar pada ritus
“Perjanjian Mesianis” yang dirayakan oleh komunitas ini secara teratur sebagai
antisipasi terhadap perjamuan besar pada akhir zaman, mereka menyusun
kepemimpinan dengan 12 orang pemimpin sesuai dengan jumlah suku Israel atau
Yakub anak Abraham dan hidup dalam keadaan berjaga-jaga serta siap sedia untuk bertempur
melawan kekuatan kejahatan[2]. Secara
sederhana visi kaum Qumran dapat dilihat secara singkat sebagai berikut:
1. Mereka
mengadakan perjamuan secara teratur.
Kaum
Qumran mengadakan perjamuan secara teratur dengan tujuan untuk mengantisipasi
kedatangan orang yang diurapi pada pembebasan akhir. Perjamuan bersama juga
merupakan hal yang sering dilakukan oleh Yesus sampai pada saat perjamuan
terakhir sebelum Ia disalibkan.
2. Jumlah
pemimpin mereka sesuai dengan jumlah suku Israel.
Kepemimpinan
yang dibuat oleh kaum Qumran sama dengan jumlah rasul yang dipilih oleh Yesus.
Mereka sudah menyiapkan kepemimpinan kaum Israel untuk dunia yang akan datang.
3. Mereka
siap menentang kejahatan.
Mereka menganggap
bahwa kerajaan Allah yang akan datang merupakan perang suci antara kebaikan dan
kejahatan. Hal ini juga tergambar pada Yesus yang sering mengusir setan.
Kendati
ada kesamaan dari semua itu, namun mereka sangat kejam, balas dendam, tidak
memiliki kasih untuk musuh dan tidak mengenal pengampunan. Kehidupan mereka
tidak memiliki kasih yang universal seperti Yesus dalam segala karya-Nya.
Mereka juga tidak menghargai kebebasan individu seperti Yesus. Oleh itu, dapat
dilihat bahwa kaum Qumran tidak mau hidup berbaur dengan orang-orang di luar komunitas
mereka karena mereka mau memisahkan diri dengan hidup yang penuh kejahatan dan
menjaga kesucian diri agar tetap bersedia menantikan kehadiran Dia yang diurapi
di tengah-tengah mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Fuellenbach, John. Kerajaan Allah Pesan Inti Ajaran Yesus bagi Dunia Moderen. Ende: Nusa
Indah, 2002.
[1]
Bdk. John Fuellenback, Kerajaan Allah Pesan Inti Ajaran Yesus bagi
Dunia Moderen, (Ende: Nusa Indah, 2006), 56.