Kamis, 02 November 2017

SASTRA INDONEISIA CERPEN SEPULUH MENIT


SUMBER: https://prelo.co.id/jam-weker-mini-cute-20364dbca0c5.html


CERPEN SEPULUH MENIT

     Pagi itu, aku berjalan sendiri di taman anggrek. Semua bunga memukau hatiku yang sedang sepi. Ketika aku sedang duduk di kursi sambil membaca novel, aku mendengar langkah kaki yang sedang berjalan dari arah belakang. Aku terkaget ketika mendengar suara dari arah belakang. Saat itu jantungku berdetak sangat cepat tidak seperti biasanya dan pikiranku mulai memikirkan hal yang aneh-aneh.
      ”Siapakah yang sedang berjalan di belakangku?” tanyaku dalam hati. Semakin lama suaranya semakin keras dan terdengar sangat dekat di belakang. Bulu badanku mulai merinding sehingga aku takut menatap ke arah belakang. Tubuhku mulai bergetar dan keringat mengalir di wajahku. Meskipun takut aku berusaha memberanikan diri untuk melihat ke belakang. Detak jantungku bertambah kencang dan keringat semakin banyak membanjiri tubuhku ketika aku tidak melihat apa-apa di belakangku. Pada saat itu kakiku mulai kaku karena aku merasa ada yang memeluk. Pelukan itu terasa aneh karena sangat lembut dan menggesek pada kakiku. Ketakutan dalam diriku berubah menjadi rasa penasaran. Aku mulai membisik diriku untuk berani melihat, dengan perasaan takut bercampur gugup aku menundukan kepala dan menatap ke bawah. Aku sangat terkejut karena si Haci yang sedang memeluk kakiku. Pada saat itu, perasaanku berbalik arah seratus delapan puluh derajat. Karena aku mengetahui bahwa si Haci adalah anjing pemeliharaan Caroline teman wanitaku.
      “kring! Kring! Kring!” bunyi jam membangunkan aku lagi setalah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Setelah bangun dari tidur aku menyadari bahwa kejadian tadi merupakan mimpi belaka.


TAMAT


EmoticonEmoticon